Sabtu, 30 Januari 2016


                                                           contoh konsep / kerangka PTK
                         
Judul yang dirumuskan adalah: PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB SINGKAT INTERAKTIF DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X SMAN I KAMPAK TAHUN 2012” (PADA KONSEP HUKUM DAN PERADILAN).
Bidang kajian: mata pelajaran ppkn dengan materi pelajaran sistem hukum dan peradilan nasional, sedangkan bidang kajiannya tentang penggunaan metode tanya jawab singkat interaktif
Konsep  hukum merupakan konsep yang tidak lain diangkat dari dunia kenyataan, apa yang biasa dilakukan orang kemudian menjelma menjadi hukum.Yang artinya hukum ini asalnya dari kehidupan itu sendiri, siswa  perlu dibimbing untuk memahami apa yang disebut kebiasaan yang menjadi sebuah  tata norma atau yang kita kenal hukum. Maka dari itu perlu suatu mekanisme penyampaian materi yang efektif, efisien.
Latar belakang masalah; 1Mempelajari hukum lebih lanjut peradilan, diperlukan pengejawantahan mendalam. Sehingga siswa secara tidak  langsung mempelajari juga istilah-istilah hukum,Fungsi dan tujuan hukum, walaupun demikian konsistensi menggali makna hukum dan wujudnya amat menentukan penemuan ide yang sesuai dengan hakikat hukum itu sendiri. Makna hukum tidak selalu sama dengan standar pembuatan materi ajar, tapi harus disesuaikan dengan konteks kekinian (uptodate).
2peneliti menggunakan metode ini karena mudah dilaksanakan sesuai waktu,kemampuan,biaya, daya dukung yaitu kondisi dan situasi, mengingat peneliti juga masih baru pertama kali melaksanakannya.
3Fakta yang terjadi dalam hal transfer informasi siswa masih simpang siur, kadang-kadang digandakan pengertian peradilan dan hukum. Padahal bermakna satu, adanya berbagai pengertian yang berbeda pada dasarnya mengandung ciri-ciri sama.
4Peneliti kurang puas pada hasil belajar siswa ketika memancing memory siswa pengetahuan tentang norma,nilai,aturan lebih-lebih hakikat hukum. Hanya satu sampai empat siswa yang bisa menjawab mayoritas masih terasa asing oleh mereka. Seandainya hal ini dibiarkan tidak menutup kemungkinan akan berdampak pada aspek kognitif serta aspek afektif. Tingkat berpikir, kepekaan nurani siswa kurang didayayakan, atas dasar itulah penulis menganggap perlu adanya terobosan baru, yaitu dengan menggagas format baru dalam pembelajaran
5Tindakan yang dirasa tepat oleh peneliti sekarang yaitu dengan menggunakan metode tanya  jawab singkat interaktif. Metode tanya jawab singkat dalam rangka studi ini adalah model / cara penyajian dengan penekanan proses pembelajaran memberi peluang peserta didik berperan berbicara berimajinasi, berpikir,merasa.Kedua belah pihak guru dan murid saling berinteraksi dalam proses dialog, pembelajaran untuk memberikan motivasi kepada siswa agar timbul keinginan dalam dirinya untuk bertanya selama proses pelajaran atau berusaha menjawab bila guru mengajukan pertanyaan Metode tanya jawab merupakan penyajian materi pembelajaran dalam pertanyaan yang harus diajukan baik secara dua arah maupun tiga arah atau berdasarkan jumlah siswa. Dari pernyataan di atas, sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa singkat berarti menjaga peserta didik agar tidak terlalu berlebihan dalam komuikasi dan guru juga membatasi dirinya mengaktualisasikan dirinya. sedangkan interaktif pendekatan psikologis dan biologis pada siswa. Cara tersebut menampilkan kehangatan–keakraban-kesambungan (empati) antara guru dan murid. Sebagai sebuah format perencanaan pembelajaran metode tanya jawab singkat interaktif ini menawarkan beberapa kelebihan;
1        format ini cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian,hatinurani,perubahan sikap dan analisis terhadap fenomena serta konsep-konsep sosial.
2        Siswa merasa senang bergairah, mandiri dalam belajar merasakan sendiri perubahan pola pikir,sikap atas kemauan dan usahanya sendiri 
3        Pembelajaran ini dapat memfasilitasi pengembangan aspek kognitif, afektif , psikomotor secara seimbang
Manusia makhluk berbudaya, yang tidak hanya memiliki status jasad (biologis). Sebagai makhluk berbudaya ia tidak hanya mampu menerima isyarat-isyarat yang tidak bisa ditangkap oleh makhluk-makhluk lain semisal hewan, tumbuhan. Pada waktu tertentu tampak jelas manusia itu dikontrol oleh arus-arus informasi yang disebut sebagai nilai. Nilai tersebut ada yang tampak dan ada yang tidak tampak (ide/gagasan). Dengan mengonrol dimaksudkan bahwa bekerjanya arus informasi tersebut terhadap manusia menimbulkan kesadaran diskriminatif pada mereka untuk membedakan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, keharusan-keharusan seperti ini dapat dijumpai dalam masyarakat. Tidak semua bekerjanya keharusan-keharusan pada manusia memiliki kualitas sama, penggolongan terpenting di dalam pembicaraan studi ini adalah keharusan-keharusan alamiah dan keharusan-keharusan susilawi. Adapun hukum yang menjadi sasaran pembahasan termasuk ke dalam golongan norma susila dan bukan norma alam, oleh karenanya olah pikir logis, rasional dan instuisi akan memperkaya serta memperdalam pengertian tentang hakikat hakiki dari hukum dan sistem peradilan.
Identifikasi  masalah;                                                                                                                                                    -Rendahnya kompetensi atau pengetahuan awal siswa pada sebelum mendapatkan konsep hukum dan peradilan                                                                                                                                                                                     - Pembelajaran ppkn belum komunikatif  (dua arah).                                                                                                                                                                                                                                                                                                                - Belum ditemukan proses pembelajaran serta metode yang cukup efektif dan efisien                                        - Pendekatan yang digunakan masih konvensional                                                                                                               - suasana pembelajaran kurang kondusif                                                                                                                               - Pendayagunaan sumber belajar belum optimal                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      - hasil pembelajaran dibawah standar ketentuan  atau kurang memadai
PERUMUSAN MASALAH;
-          Apakah pembelajaran berorientasi proses dapat meningkatkan antusiasme serta keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran?
-          Apakah penyampaian materi dengan menggunakan pendekatan interaktif dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran?
-          Apakah penggunaan metode pembelajaran tanya jawab singkat dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran hukum dan peradilan?
-          Apakah penyampaian materi dengan menggunakan kekayaan sumber belajar, inovasi dan potensi guru dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hasil  pembelajaran sesuai standar yang dipersyaratkan
CARA PEMECAHAN MASALAH;
Pendekatan interaktif menekankan bahwa yang pertama dan utama untuk diperhatikan adalah bagaimana menjalin komunikasi dan relasi personal antara pribadi dengan pribadi-pribadi, pribadi dengan kelompok-kelompok didalam komunitas kelas. Sementara itu orientasi utama pendekatan interaktif ialah sebagai berikut:


a. Menghindari indoktrinasi: Membiarkan siswa aktif dalam berbuat, bertanya, bersikap kritis terhadap  apa yang dipelajarinya dan mengungkapkan alternatif pandangan yang berbeda dengan guru.
b. Menghindari paham hanya ada satu nilai yang benar; guru tidak berpandangan apa yang disampaikan adalah paling benar (100persen benar) tidak ada sisa persentase kebenaran lainnya, selain kebenaran konsep guru. Seharusnya yang dikembangkan adalah memberi ruang cukup lapang akan hadirnya gagasan alternatif dan kreatif terhadap penyelesaian suatu persoalan.
c. Memberi anak didik kebebasan untuk berbicara; siswa mesti dibiasakan untuk berbicara dalam nuansa pembelajaran. Siswa berbicara dalam konteks penyampaian gagasan serta proses membangun dan meneguhkan sebuah pengertian harus diberi ruang seluas-luasnya.
d. Mengizinkan siswa berbuat kesalahan; kesalahan merupakan kebenaran yang tertunda, guru bersama murid  menelusuri di mana telah terjadi kesalahan dan membantu meletakkan kesalahan dalam kerangka kebenaran.
f. Mengembangkan cara berpikir logis,ilmiah dan berpikir kritis, sehingga siswa diarahkan untuk tidak selalu mengindahkan apa yang diterima, tetapi dapat memaknai sendiri sebuah pengertian dan memahami mengapa harus demikian.
g. Tidak terlalu memaksakan kehendak karena tanpa dipaksa setiap individu akan bergerak memenuhi kebutuhannya.
Adapun ciri-ciri dalam metode tanya jawab singkat yaitu:
- untuk mencapi tingkatan kognitif  tinggi, maka  dengan kegiatan pembelajaran tanya jawab singkat meliputi merancang konsep, memperkirakan konsep, menarik kesimpulan, mendiskusikan data dan menemukan hubungan dan berbagai kemampuan yang tidak ditulis dalam kegiatan.
- Mengandung pembelajaran kooperatif artinya, peserta didik didorong untuk mampu menyatakan   pendapat atau idenya dengan jelas.Mendengarkan pendapat orang lain dan menanggapinya dengan tepat, meminta feedback serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan baik, selain itu peserta didik juga akan mampu membangun dan menjaga kepercayaan, terbuka untuk menerima pendapat yang baik baginya, mau berbagi sumber dan informasi, mau memberi dukungan dengan tulus ikhlas dan sebagainya.
Hipotesis Tindakan;
-          mengenali penyebab perilaku siswa dari internal ataukah eksternal yang menjadi penyebab perilakunya.
-          Mengatasi kesalahan (human error) dalam menilai siswa untuk ditindaklanjuti secepat mungkin.
-          Mengembangkan cara pandang positif terhadap siswa. Seorang pendidik harus menyadari bahwa setiap peserta didik. Yaitu manusia utuh, memiliki potensi kebaikan (positif) hanya saja dalam perkembangan atau cara yang digunakan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang hidup masyarakat. Sikap positif siswa perlu ditumbuhkembangkan caranya yaitu diberitahu agar menghormati prinsip orang lain dengan tidak menampakkan perilaku dari perasaan, pikirannya yang tidak baik.
-          Membangun hubungan apresiatif, inilah yang terpenting dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara komunikasi dua arah. Komunikasi diterapkan melalui  sudut pandang “segala sesuatu diselesaikan dengan cara-cara yang baik” dan tujuannya yang tentunya baik pula “ .Selama ini komunikasi terjadi cenderung memiliki tujuan kurang positif
-          Menggunakan metode pembelajaran tepat guna dan tepat sasaran; seiring perkembangan pembelajaran yang semakin mutakhir dan berjiwa humanistik guru seharusnya menggunakan metode yang dapat diterapkan sesuai dengan kelebihan atau kekurangan sumber daya,subyek serta obyek yang ada.     

Manfaat penelitian:
Setiap penelitian tentunya memiliki manfaat, manfaat tersebut bisa bersifat teoritis dan praktis. Untuk penelitian tindakan manfaat penelitian lebih bersifat praktis, namun juga tidak menolak manfaat teoritisnya, yang akan berguna untuk menjelaskan, memprediksi, dan  mengendalikan suatu gejala.
Manfaat praktis :
a.      Manfaat penelitian bagi penulis yaitu alat untuk mengembangkan kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi profesional guru.
b.      Bagi siswa dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan siswa terhadap konsep hukum dan peradilan pada mata pelajaran ppkn.
c.       Bagi guru ppkn khususnya guru mata pelajaran lain dapat dijadikan bahan acuan dalam menyusun rencana pembelajaran dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai.
d.      Membantu dalam pembelajaran PPkn sehingga penyampaian konsep lebih mengena, bermakna, menarik untuk diperhatikan.
e.       Sejalan dengan tujuan kurikulum, yaitu dapat meningkatkan minat dan meyadarkan adanya keterkaitan konsep dengan kehidupan sehari-hari.
Manfaat teoritis :
a.      Sekolah sebagai ujung tombak pendidikan dan agen perubahan sosial tampil di depan memberi ruang seluas-luasnya untuk tumbuh dan mekarnya nilai-nilai demokrasi, norma-norma ilmiah, ilmu dan kebenaran
b.      Metodologi pembelajaran didesain sedemikian rupa yang memungkingkan peserta didik mengekspresikan dirinya secara optimal baik melalui media tulis maupun lesan termasuk disini media elektronik.
c.       Terbukanya saluran ide, gagasan. Proses ini membantu peserta didik membina sikap toleransi, belajar menghargai pendapat orang lain, berinteraksi dengan individu lain, saling bekerjasama (kooperatif).
d.      Menyampaikan kritik sebagai hasil analisis dalam proses penyampaian evaluasi terhadap kesejahteraan ide, problem-problem dan berbagai kebijakan yang dikeluarkan sekolah.
e.       Ada kepedulian terhadap harga diri, hak-hak individu, dan hak-hak minoritas. 
f.        Merancang dan melaksanakan serta menilai pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang mampu mengembangkan konsep, nilai dan ketrampilan sosial demokrasi sesuai dengan UUD 1945 dan perubahannya melalui variasi interaksi edukatif yang menyemangati, membangun dan memberdayakan siswa.

Sabtu, 16 Januari 2016

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK
PADA MATA PELAJARAN PKn
DALAM MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI
 KELAS 5 SD NEGERI 2 JATIPRAHU
KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KARYA TULIS ILMIAH
(KARIL)
Disusun oleh :
HERU RAHARDI SOPIYANTO
NIM: 826097853


PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ MALANG
POKJAR TRENGGALEK
2015


PERSETUJUAN UNGGAH KARYA ILMIAH
         Kami yang bertanda tangan di bawah ini, Drs. Eksan., MM, selaku pembimbing karya ilmiah dari mahasiswa :
Nama               : HERU RAHARDI SOPIYANTO
NIM                 : 826097853
Program Studi  : S - I PGSD
UPBJJ              : MALANG
POKJAR          : TRENGGALEK
         Menyatakan bahwa karya ilmiah dari mahasiswa tersebut di atas dengan judul ;
“Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi kelompok pada mata pelajaran PKn dalam materi menjaga keutuhan NKRI Kelas V SDN 02 Jatiprahu Kecamatan Karanagan Kabupaten Trenggalek Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016
         layak untuk diunggah ke aplikasi Karya Ilmiah Universitas Terbuka dengan telah memperhatikan ketentuan penulisan karya ilmiah sesuai panduan yang telah ditetapkan dan ketentuan anti plagiasi. Demikian persetujuan ini kami berikan.



    Trenggalek, 21 Desember 2015
                 Pembimbing



Drs. EKSAN M.M
       NIP.194511011993021002






MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK
PADA MATA PELAJARAN PKn
DALAM MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI
KELAS 5 SD NEGERI 02 JATIPRAHU
KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016
                                                                                                         
Heru Rahardi Sopiyanto, Program Studi S-1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UPBJJ-UT Malang, pokjar Trenggalek
NIM : 826097853,  Telp HP. 082230369141
Email : herurahardisopiyanto@gmail.com

ABSTRAK                                      
Penelitian ini dilakukan, karena rendahnya hasil evaluasi pra pembelajaran PKn materi menjaga keutuhan NKRI di SDN 02 Jatiprahu Kecamatan Karangan,Kabupaten Trenggalek sebagai dampak penggunaan metode pembelajaran PKn yang masih kurang dapat membangkitkan minat belajar siswa,dibuktikan dari hasil evaluasi nilai tes formatif pra siklus, ditemukan dari 18 siswa, ada 28 % siswa yang mendapat nilai KKM (72 ke atas), sehingga tujuan penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan metode diskusi kelompok. Setelah peneliti melakukan penelitian perbaikan pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok, hasil belajar siswa menjadi meningkat dan siswa menjadi terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari data pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I, ada 10 siswa yang memperoleh KKM (55%), dan pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II hanya ada 1 siswa yang belum mencapai nilai ≥ KKM (94%).Maka dari deskripsi data yang dikumpulkan dapat disimpulkan, bahwa penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn, dalam materi tentang Menjaga keutuhan NKRI di kelas V SD Negeri 02 Jatiprahu Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek semester I Tahun pelajaran 2015/2016.
Kata kunci : hasil belajar. Metode diskusi kelompok, PKn.



I.         Pendahuluan
A.                 Latar Belakang Masalah         
1.      Identifikasi masalah
Setelah peneliti melakukan penelitian di kelas V SDN 02 Jatiprahu ,dimulai dari refleksi awal dengan mengadakan proses pembelajaran pra siklus yang berkaitan dengan materi menjaga keutuhan NKRI, peneliti mendapati Siswa menganggap pelajaran PKn sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik, dari pihak guru, guru banyak berceramah (metode ceramah) dan tidak memberikan kesempatan siswa bertanya jawab, dari segi pembelajaran banyak siswa yang pasif karena guru kurang melibatkan siswa dalam Proses pembelajaran
2.      Analisis masalah     
Kurangnya guru melibatkan siswa dalam pembelajaran dan tidak menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Sehingga nilai evaluasi pra siklus dalam materi menjaga keutuhan NKRI menjadi rendah. Oleh karena itu pembelajaran harus dibenahi dengan pembelajaran yang lebih melibatkan siswa aktif baik fisik maupun mental.
3.      Alternatif dan prioritas Pemecahan Masalah
Untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 02 Jatiprahu mata pelajaran PKn pada materi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia peneliti selaku pengajar di kelas tersebut Guru perlu menerapkan metode pembelajaran diskusi kelompok, sebagai salah satu pemecahan  permasalahan.

B.                 Rumusan Masalah
Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran diskusi kelompok dalam materi menjaga keutuhan NKRI, untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas 5 SD Negeri SDN 2 Jatiprahu semester 1 tahun pelajaran 2015 / 2016 ?.


C.          Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
·         Mendeskripsikan bagaimana penerapan metode pembelajaran diskusi
kelompok pada pembelajaran PKn tentang materi menjaga keutuhan NKRI.
·         Meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran diskusi kelompok tentang materi menjaga keutuhan NKRI
·         Membangun keterlibatan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tentang materi menjaga keutuhan NKRI

D.          Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
      1.  Manfaat bagi siswa
·      Meningkatnya pengetahuan, sikap dan hasil belajar siswa, dalam mata pelajaran Pkn materi menjaga keutuhan NKRI
·      Meningkatnya keterlibatan / peran serta siswa dalam pembelajaran Pkn, khususnya dalam materi pokok menjaga keutuhan NKRI
2.  Manfaat bagi guru
·      Meningkatkan ketrampilan guru dalam mengelola pembelajaran terutama dalam penerapan metode diskusi kelompok
·      Sebagai salah satu referensi pemilihan metode yang tepat dalam membimbing aktivitas belajar siswa.
3.  Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas pembelajaran sehingga mutu pembelajaran di sekolah dasar semakin meningkat, yang pada akhirnya memberikan dampak positif untuk masyarakat.




II . KAJIAN PUSTAKA

A.       Pengertian Hasil Belajar dan Prestasi Belajar
Menurut Sukarsimi Arikunto (2009) hasil belajar adalah tingkah laku yang menampakkan diri dalam bentuk perbuatan, yang dapat diamati dan diukur. Hasil belajar dapat diperoleh di manapun juga, misalnya; bisa di rumah, di sekolah atau di tempat bermain. Yang terpenting dari hasil belajar tersebut menimbulkan perubahan tingkah laku si pebelajar.
Sedangakan pengertian prestasi belajar menurut Hariyanto ialah Hasil usaha atau hasil belajar seseorang yang menunujukkan ukuran kecakapan  dalam bentuk nilai. Kemudian Nilai itu dijadikan ukuran kecakapan atau hasil belajar yang telah dicapai seseorang. Prestasi belajar biasanya ditunjukkan dengan jumlah nilai raport atau tes nilai sumatif (Hariyanto: 2010)      

B.     Metode Diskusi Kelompok
Menurut Arends (2008: 75) diskusi adalah situasi dimana pendidik dan peserta didik atau peserta didik dan peserta didik lainnya bercakap-cakap dan berbagi ide dan pendapat.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi kelompok adalah sebuah rangkaian kegiatan pembelajaran kelompok yang setiap masing-masing kelompok mendapat tanggung jawab untuk mendiskusikan sesuai dengan tema/ masalah/ judul yang telah ditetapkan oleh guru dan mereka selanjutnya akan membuat kesimpulan atau catatan kecil yang berisikan curahan pikiran atau pendapat dari kelompok tersebut.

C.     Materi Menjaga Keutuhan NKRI kelas V SD semester I
Di dalam materi menjaga Keutuhan NKRI di kelas V SD sebenarnya mengandung makna agar kita, berbangga sebagai bangsa indonesia dan bertanah air indonesia, memiliki kepribadian nasional, serta memiliki jiwa-jiwa Pancasila. Berikut ini Standar Kompetansi & kompetensi dasar Pkn untuk Kelas V SD semester I. 1).Standar Kompetensi        :                MENJAGA KEUTUHAN NKRI
2).Kompetensi dasar                :     a) Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik                                    
                                                    Indonesia. (b) Menjelaskan pentingnya keutuhan
                                                    NKRI. (c) Menunjukkan contoh-contoh perilaku
                                             menjaga keutuhan NKRI           
                                             
      III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
         PEMBELAJARAN

A.  Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian dan Pihak yang Membantu

 1.   Subyek Perbaikan
Subyek yang dijadikan penelitian oleh penulis dalam melakukan Perbaikan Pembelajaran ini adalah siswa kelas V SDN 02 Jatiprahu Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 18 siswa terdiri dari 6 laki – laki dan 12 perempuan.
2.      Tempat / Lokasi Perbaikan
Dalam perbaikan pembelajaran ini penulis mengambil tempat penelitian di SDN 02 Jatiprahu Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek adapun alasan pemilihan tempat ini sebagai lokasi perbaikan dikarenakan keinginan dari penulis untuk memperbaiki nilai siswa yang dirasa masih kurang dengan mengadakan perbaikan pembelajaran.
3.      Waktu Perbaikan
Perbaikan ini dilaksanakan dalam 2 Siklus, sedangkan tambahan satu siklus digunakan untuk Pra Siklus. Adapun kegiatan Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 21 oktober 2015, siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 oktober 2015, siklus II dilaksanakan pada tanggal 04 november 2015. Masing masing siklus dilaksanakan dalam 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit  (70 Menit).
4.    Pihak yang Membantu
Untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran ini, penulis dibantu guru kelas V SDN 2 Jatiprahu (supervisor 2), teman sejawat yang termasuk salah satu guru di SDN 2 Jatiprahu dan Siswa-Siswi Kelas V SDN 2 Jatiprahu.
             Pengamatan dilakukan mulai dari awal pra perbaikan (pra siklus) sampai pada akhir perbaikan pembelajaran, Selain mengamati jalannya perbaikan, supervisor 2 dan teman sejawat bertugas untuk membantu jalannya perbaikan pembelajaran.

B.       Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

1.    Kegiatan pra tindakan (Pra Siklus)
Kegiatan pra tindakan merupakan kegiatan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti. Kegiatan pra tindakan dilakukan dalam bentuk; (1) observasi awal terhadap aktivitas siswa, aktivitas guru, mengidentifikasi permasalahan pembelajaran dikelas serta fenomena-fenomena yang terjadi dalam pembelajaran, membuat perencanaan pembelajaran (2) melaksanakan kegiatan Pembelajaran di kelas V, (4) membuat analisa penyebab permasalahan serta mencari solusi dari permasalahan pembelajaran (refleksi pra tindakan), (5) kemudian dilanjutkan dengan membuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan akhir pembelajaran.

2.    Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini Peneliti / Guru menyusun rencana pembelajaran materi Menjaga Keutuhan NKRI, dengan merumuskan Tujuan pembelajaran dan indikator, menyusun langkah-langkah pembelajaran, menyiapkan instrumen-instrumen pembelajaran, merencanakan kegiatan sesuai dengan topik serta menyusun evaluasi pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
v  Kegiatan pembelajaran
Pada permulaan pembelajaran PKn, guru melaksanakan pembelajaran dengan menjelaskan tentang materi pembelajaran Menjaga Keutuhan NKRI. Setelah menjelaskan materi guru membagi siswa dalam 6 kelompok, yang beranggotakan 3 siswa. Kemudian masing-masing kelompok diberi lembar tugas kelompok. Setelah itu masing-masing kelompok mengumpulkan pekerjaan kelompoknya, lalu kemudian masing-masing perwakilan kelompok (1 orang siswa) mempresentasikannya hasil diskusi kelompok, secara bergantian di depan kelas.
v  Observasi
Pada waktu kegiatan pembelajaran Peneliti  dibantu  oleh  teman  sejawat mengadakan (observasi pelaksanaan proses belajar mengajar). Dengan menggunakan instrumen yang telah disusun sebelumnya mengamati jalannya pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran dan untuk mengetahui seberapa jauh proses yang terjadi dapat dilaksanakan menuju sasaran yang diharapkan.
c. Tes / evaluasi akhir Pembelajaran
          Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemberian tindakan dalam proses pembelajaran dapat mencapai tujuan, baik tujuan dari guru sebagai pengajar maupun peneliti.
d.  Refleksi
Berdasarkan hasil observasi maka dilakukan perenungan kembali terhadap kinerja guru maupun kinerja siswa pada kegiatan siklus I kemudian hasilnya dituangkan sekaligus diperbaiki melalui Rencana kegiatan perbaikan pembelajaran berikutnya.

3.    Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Siklus II
a. Tahap Perencanaan          
      Merancang rencana pembelajaran pada siklus II ini dengan berdasar hasil refleksi pembelajaran di Siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan
v  Kegiatan Pembelajaran
 Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini, guru mengadakan apersepsi dengan membuka tanya jawab tentang problem konstekstual kehidupan di lingkungan sekitar. Setelah itu siswa dibagi dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 3 siswa. Kemudian Masing-masing dari kelompok diberi lembar tugas yang isinya keseluruhan materi menjaga kedaulatan/ keutuhan NKRI. Setelah itu dengan cara diacak secara bergantian, wakil dari kelompok yang ditunjuk guru mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. 
v  Observasi
   Pada saat kegiatan berlangsung guru mencatat kejadian-kejadian selama pembelajaran itu berlangsung, dengan dibantu oleh teman sejawat  menggunakan instrumen yang telah disediakan yaitu lembar pengamatan untuk mengamati efektivitas pembelajaran dan untuk mengamati keaktifan siswa dalam diskusi kelompok.

c. Tes / Evaluasi akhir Pembelajaran

Kegiatan evaluasi ini dilakukan dengan cara memberikan tes kepada siswa.
      Bentuk tes berupa pilihan ganda dan uraian.
d.  Refleksi II
     Akhir tindakan pada siklus II guru melakukan refleksi tentang kegiatan yang telah dilakukan yaitu dengan cara membandingkan tingkat keberhasilan pembelajaran siklus I sampai tingkat keberhasilan pembelajaran siklus II. Kemudian dari hasil refleksi tersebut akan dijadikan acuan dan pertimbangan untuk menyusun serta menganalisis data, menginpretasikannya kemudian menyimpulkannnya ke dalam sebuah paparan data.

C.   Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan 2 teknik analisis yaitu, Analisis Kuantitatif dan Analisis Kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan dalam mengolah hasil Tes dan observasi selama pembelajaran, setelah itu hasil analisis data yang berbentuk Kuantitatif tersebut, dianalisis lagi menggunakan teknik kualitatif, dari hasil analisis kualitatif itu kemudian didapatkan data yang berupa uraian atau paparan data.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
                A.      Deskripsi Per Siklus                                  
                                         1.     Pra Siklus
pelaksanaan pra siklus dulakukan dengan langkah-langkah:
                                    a.   Perencanaan
Membuat rencana pembelajaran, membuat lembar pengamatan, membuat evaluasi, membuat lembar kerja kelompok dan menentukan teman sejawat yang akan mengobservasi aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran.
                                    b.   Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 21 Oktober 2015, di SDN 2 Jatiprahu Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran.
                                         1.)    Pengamatan
               Dari hasil pengamatan yang diperoleh peneliti yang dibantu oleh teman sejawat sebagai observer hasil pengamatan pada waktu proses pembelajaran pada pra siklus, bahwa data hasil observasi diperoleh presentase nilai :
a)      rata-rata keaktifan siswa sebesar 50%, dengan kategori banyak siswa yang sangat kurang aktif, 
b)      nilai rata-rata efektivitas pembelajaran sebesar 56%, dengan kategori kurang efektif. 
     2.)   Evaluasi
            Dari evaluasi tes formatif pra siklus diperoleh hasil :
No
Uraian
Jumlah
1
Peserta tes Pra Siklus
18
2
KKM
72
3
Nilai terbesar
85
4
Nilai terkecil
48
5
Siswa yang tuntas
5
6
Siswa tidak tuntas
13
7
Nilai rata-rata siswa
68,38
8
Ketuntasan klasikal
28,00 %

 






c.      Refleksi
Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh guru diperoleh beberapa keberhasilan dan kegagalan selama proses pembelajaran diantaranya:
1)   Keberhasilan
a)     Siswa merasa senang dengan pembelajaran karena mempelajari hal-hal yang
        berkaitan dengan negaranya              
b)     Siswa merasa senang dan antusias dengan pembelajaran diskusi kelompok 
        karena selama ini siswa jarang melakukannya
b)     Guru dapat belajar untuk menerapkan metode pembelajaran baru.

     2)   Kegagalan
                                     a)     Masih ada 13 siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan minimal.
                                     b)     sebagian besar siswa belum bisa memahami materi.
c)     Dalam menyimpulkan materi guru masih belum melibatkan siswa

2.    Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan melalui langkah – langkah berikut.
a.         Perencanaan      
a)        Menyusun rencana pembelajaran dengan tujuan perbaikan siklus I.
b)    Memilih metode pembelajaran untuk siklus I.
c)    Mempersiapkan lembar kerja kelompok (LKK) yang akan digunakan dalam
       perbaikan pembelajaran.
d)    Membuat dan merancang Soal Evaluasi Siklus I .
b.    Pelaksanaan
            Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal  28 Oktober 2015 dikelas V. Kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa yang tertulis dalam rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
1)      Pengamatan
      Dalam proses ini diperoleh data hasil observasi keaktifan siswa dalam diskusi kelompok, dan efektivitas pembelajaran pada siklus I
a)      Prosentase ketuntasan keaktifan siswa sebesar 52%, dengan kategori banyak siswa yang cukup aktif 
b)      nilai prosentase ketuntassan efektivitas pembelajaran sebesar 70%, dengan kategori keberhasilan cukup efektif
2)      Evaluasi
dari evaluasi pembelajaran siklus I diperoleh hasil :
No
Uraian
Jumlah
1
Peserta tes siklus I
18
2
KKM
72
3
Nilai terbesar
95
4
Nilai terkecil
60
5
Siswa yang tuntas
10
6
Siswa tidak tuntas
8
7
Nilai rata-rata siswa
74,22
8
Ketuntasan klasikal
55,55 %

c.  Refleksi
            Dari hasil observasi / pengamatan dan tes formatif dikumpulkan kemudian dilakukan refleksi. untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan antara lain:
  1)   Keberhasilan
              a) Hasil evaluasi belajar siswa meningkat.
              b) Sebagian besar siswa sudah memahami materi.
              c) Beberapa Siswa sudah berani mengajukan pertanyaan / pendapat.
              2)    Kegagalan                                                     
  a) Masih ada 8 siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan.
            b) sebagian siswa masih gaduh dan ramai        
            c) Masih ada beberapa siswa yang pada saat pelajaran berlangsung masih
               belum bisa ikut terlibat aktif.

       3.   Siklus II
langkah – langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini:
     a.   Perencanaan
Menyusun rencana pembelajaran, menentukan alat peraga, menentukan metode pembelajaran, merencanakan fokus perbaikan pembelajaran, menyusun lembar observasi, menyusun lembar evaluasi.
     b.   Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan hari Rabu, tanggal 04 November 2015, bertempat di Kelas V SD Negeri 2 Jatiprahu Kecamatan karangan Kabupaten Trenggalek.
                 1). Pengamatan
Data hasil observasi keaktifan siswa dalam diskusi kelompok, dan
efektivitas pembelajaran pada siklus II :
a)      prosentase keaktifan siswa sebesar 85%, dengan kategori aktif”. 
b)      Prosentase efektivitas pembelajaran sebesar 83%, dengan kategori efektif
            2). Evaluasi                     
Dari evaluasi pembelajaran siklus II diperoleh hasil :
No
Uraian
Jumlah
1
Peserta tes siklus II
18
2
KKM
72
3
Nilai terbesar
90
4
Nilai terkecil
71
5
Siswa yang tuntas
17
6
Siswa tidak tuntas
1
7
Nilai rata-rata siswa
81,66
8
Ketuntasan klasikal
94,44 %











     c.  Refleksi
            Dari hasil pengamatan dan hasil tes formatif peneliti menemukan beberapa keberhasilan dan kegagalan :
            1)   Keberhasilan
     a)    Hasil evaluasi belajar siswa meningkat.
     b)    Sebagian besar siswa sudah memahami materi.
     c)    Siswa sudah berani mengajukan pendapat kepada teman yang
            presentasi di depan kelas.
            2)   Kegagalan
              a)    Masih ada 1 orang siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan.
              b)    Guru kurang maksimal dalam memberikan bimbingan kepada siswa/ 
                     kelompok yang kesulitan.
c)         Masih ada beberapa siswa yang pada saat pelajaran berlangsung masih             belum bisa terlibat aktif.

            B.        Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
hasil rekapitulasi hasil belajar siswa dari pra pembelajaran (pra siklus) sampai perbaikan pembelajaran II (siklus II), dapat dilihat dalam tabel berikut.    



                              Rekapitulasi Perolehan Hasil Belajar dan Peningkatan           
   Nilai Rata – Rata tiap siklus mulai dari Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
No.
Ketuntasan
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
1
Tuntas
5
28
10
55
17
94
2
Belum Tuntas
13
72
8
45
1
6
Nilai rata –rata
68
74
82

                Untuk rekapitulasi hasil Observasi siswa dalam diskusi kelompok dan observasi efektivitas pembelajaran dari mulai Pra pembelajaran sampai perbaikan pembelajaran siklus II, dapat dilihat dalam tabel berikut.        
       Rekapitulasi Perolehan Hasil observasi keaktifan siswa dalam diskusi kelompok    
       dan Efektivitas Pembelajaran tiap siklus mulai dari Pra Siklus, Siklus 1,Siklus 2
No
Ketuntasan
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Prosentase
Ketuntasan
Kate-
Gori
 Prosentase
Ketuntasan
Kate-
Gori
Prosentase
Ketuntasan
Kate- gori
1
Keaktifan siswa
50%
Sangat
kurang aktif
72%
Cukup
aktif
85%
Aktif
2
Efektivitas
Pembelajaran
56%
kurang efektif
70%
Cukup
efektif
83%
Efektif


V.   KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A.    Simpulan
Setelah peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui pembelajaran siklus I dan siklus II, maka penelti dapat mengambil kesimpulan bahwa upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi kelompok telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan ini terjadi pada siklus I maupun siklus II dengan bukti adanya peningkatan pada :
1.      Dengan menerapkan Metode pembelajaran melalui metode diskusi kelompok   
      dapat mengaktifkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran
2.      Prosentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilakukan perbaikan pembelajaran. Pada evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran ada 5 siswa atau (28%) dari jumlah 18 siswa yang belum tuntas memenuhi KKM 72. Pada perbaikan pembelajaran siklus I meningkat, siswa yang nilainya 72 ke atas menjadi 10 siswa (55%) dari jumlah 18 siswa dan pada perbaikan siklus II menjadi 17 siswa (94%).

B.   Saran Tindak Lanjut
1.        Laporan ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan Efektifitas Pembelajaran khususnya pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam materi Menjaga Keutuhan NKRI Siswa Kelas V, Terutama di SD Negeri 2 Jatiprahu Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek.
2.        Bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai penggunaan metode diskusi kelompok sebagai pembelajaran PKn di kelas diharapakan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk mengembangkan metode pembelajaran diskusi kelompok.

DAFTAR PUSTAKA
Anitah sri, dkk. (2014). strategi pembelajaran di SD. Tangerang Selatan:
           Universitas Terbuka            
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). 
           Jakarta: Bumi Aksara
Arends, R. (2008). Learning To Teach: Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta:  
           Pustaka Pelajar.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan   
           Nasional